Media dan Sang Petualang

Wednesday, July 23, 2014

Abie Besman
Sharse kali ini fim traventure mengundang tamu dari 'luar' untung sharing pengalamannya, beliau adalah Abie Besman seorang produser news di Kompas TV, Abie sapaan akrabnya merupakan lulusan S1 jurnalistik unpad, lulusan S2 hukum unpad dan sekarang sedang melanjutkan kuliah di S2 unisba jurusan komunikasi politik. Selain sebagai produser dan mahasiswa beliau juga merupakan dosen di unpad dan mengisi beberapa acara sebagai pembicara.
Abie merupakan salah satu orang yang memiliki ideologi tinggi untuk menciptakan media yang sehat untuk indonesia yang lebih baik.

Berikut Hasil diskusi yang dilakukan pada hari minggu, 26 Mei 2014 :

Fahmi : Bolehkah cerita dikit tentang apa yang dilakukan saat ini ? dan kenapa memilih terjun di profesi saat ini?

Abie : Saya awalnya memang suka menulis sejak SD, tapi juga suka bertualang, ya kalau zaman saya dulu nonton indiana jones lah. Nah, karena cita - cita pertama jadi geologis ngga kesampaian, singkat cerita saya malah keterima FIKOM UNPAD. Nah disitu, mental eksak saya berkenalan dengan paradigma sosial ternyata dalam, dan ngga yang sesimpel yang saya rasakan selama remaja. Saya mulai mempunyai insting, nose of news dan news value yang memang diarahkan juga selama kuliah. Baca sendiri saja dulu, ikuti kata hati, apakah sesuai dan sudah keluar semua yang ingin kita ceritakan Hehehe. Nah lanjut dulu ya, Saat kuliah, saya sudah mulai bekerja.
Pekerjaan pertama saya di 99ers Bandung. Lalu ke Republika koran 2003, Awal tahun pindah lagi ke radio mustika, sekarang jadi PRFM 2004 akhir, sebelum tsunami saya direkrut oleh ANTV. Saya bertahan di ANTV cukup lama, karena sambil menamatkan S2 saya di Hukum Bisnis UNPAD.
Nah, tahun 2013 ini sesuai kebijakan KOMPAS TV yang mengambil konsep tv nasional berjaringan, saya dikirim ke daerah untuk membangun news di daerah dan alhamdulillah ditempatkan untuk pegang news Jawa Barat sambil kuliah lagi di Unisba bareng Sifat.
Untuk dosen, saya sejak 2004 sampai sekarang sudah jadi dosen di unpad untuk mata kuliah Hukum Etika Pers, Jurnalistik Televisi, Reportase dan beberapa mata kuliah lain. Spesialisasi saya daerah konflik dan hampir semua daerah konflik di indonesia udah pernah seperti Aceh, Papua, Poso yang merupakan daerah bencana juga, hampir semuanya sampai 2009 lah, pas saya ditarik di belakang meja dan untuk luar negeri di Palestina, Israel, Jordan, Syria dan Lebanon.
Lanjut ya, intinya banyak pengalaman berharga di lapangan yang kemudian saya terapkan juga saat mengajar, karena satu hari di lapangan menurut saya jauh lebih berharga dari sebulan di dalam kelas, tanpa mengecilkan arti belajar, karena kedua - duanya juga tahapan dalam pembelajaran.
Saya belajar juga disitu bahwa semua manusia berperan, bahkan peran terkecil pun akan menjadi besar tergantung dari mana perspektif kita melihatnya.

Iin : Ada blog atau halaman Kang abie yang bisa saya kunjungi ? Kang abie suka nulis selain news gak dan selama jadi jurnalis hal yang paling berkesan apaan bang ? Dan pernah ga bang punya ketakutan tertentu dalam menuliskan sebuah news. Misal pernah sampai di panggil rektor atau camat buat ngestop news yang akan kita publish.
Apalagi daerah konflik kan selama Ini terbungkam banget bang newsnya, ga kedengeran di tanah yg lain.
Saya pernah nulis non news juga. Saya pernah menulis rubrik game di Pikiran Rakyat yang membahas cheat cheat game itu loh Hahahaha.
Sama beberapa artikel dan cerpen, Sama aja tingkat kesulitannya karakternya beda kalau news itu faktual dan menghindari opini pribadi. Kalau non news itu lebih ke ketertarikan dan hasrat menulis. 

Abie : Kalau kesan, hampir semuanya kesannya berbeda tapi ada beberapa yang saya masih ingat dengan jelas. Seperti anak anak di Aceh yang buta politik tapi terjebak di antara pusaran politik yang menghilangkan masa depan mereka dan juga TKI di Jordania yang banyak disiksa oleh majikannya yang ternyata kebanyakan orang palestina.
Untuk ketakutan, Itu resiko karena ngga semua orang suka dengan tulisan saya dan merasa nyaman. Karena kalau nyaman, itu namanya saya buat Press Release bukan news. Sempat ada ancaman, kebanyakan verbal tapi biasanya ngga berlanjut kalau berlanjut juga ada beberapa, surat kaleng, dan telepon, tapi ngga ada yang pernah laporan ke polisi sih.

Kamil : Kang punya keluarga ? Keluarganya dukung ga ? Tentang nulis ini dan tentang kondisi yang mengancam?

Abie : Ok, keluarga ya. Saya menikah tahun 2009 dan istri saya sampai sekarang juga masih suka takut kalau saya menulis yang aneh-aneh. Apalagi kalau beritanya ternyata booming Seperti saat saya menulis soal Namru di Kemenkes tahun 2009 Sampai staff kedubes AS nyariin saya istri pasti takut, tapi dia sampai sekarang ngga lepas dari saya, saya asumsikan dia masih mau mendampingi saya. Protes mah sering, tapi saya anggap itu bagian dari kritik agar saya berhati-hati.



Maia : Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan :
  1. Menurut akang sejauh mana media (baik cetak maupun elektronik) berperan dalam sebuah berita terutama dalam pemberitaan di daerah konflik ? Dan seperti apa peran media tersebut ?
  2. Bagaimana pendapat Kang Abie tentang fungsi Media saat ini ? Nowdays, masyarakat banyak yang menilai bahwa media sekarang ini agak sulit untuk dipercaya lagi karena dalam sebuah peristiwa bisa menjadi berita yang berbeda di media satu dan lainnya, atau bahkan media seakan dibuat untuk menguntungkan/merugikan satu pihak saja (sorry out of topic dari travelling)
  3. Dalam perjalanan meliput berita di daerah konflik apa aja sih tantangan-tantangan yang dihadapi ? Selain ketakutan-ketakutan dan ancaman tadi ?

Abie : Media sering malah jadi pemicu konflik, coba aja dekatkan kamera ke orang yang lagi demo, bayangkan reaksinya sama saja dengan daerah konflik, banyak pihak yang bermain dengan berita konflik. Ya mungkin kasarnya kaya di film-film, seperti politisi, tentara dan pedagang senjata. Itu mah rahasia umum. Makanya wartawan konflik menurut saya, bukan wartawan yang memberitakan konflik tapi wartawan yang memberitakan apa akibat konflik itu terhadap manusia karena menurut saya berita adalah orangnya, baru peristiwanya kalau krisis kepercayaan terhadap media mainstream memang tidak hanya di Indonesia. Semua negara juga mengalaminya, karena media identik sama bisnis - bisnis identik sama pengusaha - pengusaha identik sama kebijakan negara - Kebijakan terkait sama politisi - Politisi tergantung sama rakyat - rakyat tergantung pada media. Sudah terlihat lingkarannya ?
Itu yang terjadi di Indonesia, saat media sudah dikuasai kekuatan lain seperti legislatif, eksekutif bahkan legislative, Independensi barang mahal di Indonesia. Tantangannya adalah bagaimana memasukan opini sehalus mungkin, karena saya adalah penganut Jurnalisme Subjektif.

Maia : Kenapa tidak objektif ?

Abie : Karena dengan kita rapat redaksi, menentukan berita pertama dalam tayangan, itu adalah bagian dari subjektivitas. Yes/Tidak ada itu.

Enra :
  1. Pertama bikin media di daerah gimana tuh kak caranya ? Saya asli banjarnegara dan disana tidak ada media. Niatnya besok ini ada agenda fim di kotaku. Mau ada kumpul komunitas. Karena dengan menggerakkan komunitas bisa bikin portal berita. Krisis dikota ini itu banyak korupsi kak. Itu pikirku kak. Jadi buat kontrol sosial. Awalnya ingin bikin buletin. Tapi kayaknya ga efektif banget. Ada ga kiat-kiat khusus bikin media di daerah ?
  2. Yang kedua gimana bisa berproses yang kuat hingga bisa sekeren sekarang di dunia jurnalis kak. Agar jadi jurnalis yang jujur ?
  3. Saya pernah jadi wartawan lokal semarang kak, nah tapi buat tv. Wartawan itu cita-cita saya dari SD, tapi saat saya terjun kok ternyata banyak banget ketidak seimbangan ya kak. Hmm contoh saat saya harus ngejar berita di gubernuran. Udah nih kita dapat. Eh terkadang dapat deh teguran ini ga boleh ditanyakanlah ini itu dll. Pernah saya live tanya sama calon gubernur jateng. Selesai tanya saya diminta minggir sama ajudannya dan dibilang anda jangan masukan yang tadi ya. Sekarang saya lebih suka bikin tulisan terbuka kak karena ga banyak aturan.

Abie : Baik media di daerah maupun pusat semua punya masing-masing tantangan yang berbeda. Diluar uang, sebagai masalah standar media di Indonesia tapi media daerah punya keuntungan kalau memang bisa menggaet animo publik sampai ke akar. Selalu percaya akan proximity.
Apa yang mereka butuhkan, itu yang kita sediakan, Itu akan membantu media kita jadi lebih kuat secara akar khalayak untuk proses, tidak ada yang mudah, saya cerita ke anak - anak mahasiswa saya juga bukannya mempermudah mereka tapi membuat mereka siap untuk menghadapi kesulitan di luar sana. Semakin sulit jalan yang kita lalui, yakinlah itu akan membuat kemampuan kita makin terasah.
Kalau diminta minggir sama ajudan ya itu. Biasa Itu tugas dia. Tugas kita ya beritakan, selama ngga nyenggol biarin aja. Kalau dia nyenggol, aturannya bukan lagi di aturan jurnalistik kan ?
Aturan jurnalistik berhenti di hak jawab yang kita berikan kalau mereka tidak puas dan media seperti apa yang kira-kira tepat didaerah?
Radio komunitas sering menjadi pilihan, karena murah dan menjangkau banyak pendengar.

Enra : Bang, pernah mengajukan proposal untuk program tv tentang trip ? Trus itu bagimana prosesnya ? Terutama untuk Eksternal.

Abie : Pernah, Saya lagi garap program ngubek bandung. Taglinenya, yang anda lihat belum tentu yang ada tahu.
Ooh, eksternal mah harus lewat PH ya. Nah, poin - poin  apa aja yang mungkin perlu diperhatikan. Production House. Kalau ide doang sayang. Nanti dicolong sama orang TV dan yang punya ide ngga dapet apa-apa biasanya, proses eksternal itu. Ide yang ada diwujudkan dalam satu pilot project dan itu ditawarkan ke stasiun tv, singkatnya sih seperti itu.
Kalau internal lebih rumit, karena biasanya pembahasan ongkos produksi di awal dan disitu ada pembahasan kemungkinan itu program akan sukses atau tidak baru bikin pilot dan dicoba satu season AkA 6-7 episode tapi intinya semua TV pasti berharap programnya untung kalau ngga siap-siap diputus, bahkan sebelum satu season beres.

Enra : Biar ga dicolong idenya bikin pilot dulu ya kak ?

AbieItu sangat relatif, karena saya pun orang lainkan. Bentar, coba baca vademekum wartawan Kompas deh. Nah disitu diantaranya, secara proximity, unik, humanis. Nah berita atau tulisan makanya kita mengenal angle atau sudut penulisan. Itu adalah pengaplikasian dari beberapa unsur tadi. Seperti, Anjing menggigit manusia sudah biasa kan ? Bagaimana dengan Manusia menggigit anjing ? Atau dari sudut humanisnya.
Atap sekolah bocor. Itu mah biasa, dimana mana juga ada Tapi kalau anglenya kita ubah, dibawah atap bocor tadi Sepuluh dari dua puluh murid SMA X masuk ITB ? Nah itu kan menarik, Jadi pastikan tulisan kita mengandung hal-hal yang tak biasa
Iya, tapi memang agak sulit mengatasi bajak-bajakan mah, saya juga penggemar mp3 tergantung rating juga ya kak bisa diterusin tidaknya. itu yang dikenal di tv kita, tapi kalau kamu tanya apa saya percaya rating ? Jawabannya adalah tidak dan saya akademisi, saya tidak percaya sebuah sistem penilaian yang tidak jelas metodologinya dan respondennya menjadi penentu masa depan media di Indonesia.
Masalahnya sistem riset nelsen yg random dan ga jelas populasinya ya iya, Nielsen menjadi patokan satu-satunya, untuk nielsen yang mengarahkan berapa harga satu slot iklan di tv. Kita tidak pernah dan tidak pernah mau menggunakan people meter. People meter itu macam sensus yang dilakukan oleh Deppen dulu. Memang mahal tapi itu akurat.

Adib : Cara untuk meningkatkan kemauan untuk menulis ? Terus kalau judul sudah oke nih, cara agar tulisan kita lebih baik dan menarik apa ya ?
Bisa sensus, bisa survei, bisa berupa klompencapir, untuk masa kini mungkin bisa twitter, asalkan twitter sudah dipakai di pedesaan juga untuk menghasilkan tulisan yang baik kuncinya ya berlatih menulis dan tidak ada tulisan yang sempurna, karena tidak ada karya sastra dan literatur yang sempurna tapi yang bagus banyak, nah yang bagus ini juga kan ngga luput dari kritik..
Jadi carilah teman kamu yang bisa mengkritik, Jangan cari teman yang bisa memuji dan pasti tulisan kamu akan naik level dengan cepat saya pas SMA pernah jadi wartamuda di warta kota gitu, nah sering banget editor saya ngedit berlebihan sehingga terkadang ga faktual tapi lebih menarik sih. 

Adib : Eta kumaha kang? Emang editor mau yang lebih menarik gitu yah ?

Abie : Itu juga relatif, editor juga manusia, dia bisa salah juga, reporter juga manusia, bisa salah juga, intinya kalau kita yakin dengan tulisan kita, pertahankan, dan coba akomodasi keinginan editor kita, kan kita semua terlatih di skripsi dan tesis.

Kesimpulan

Intinya kita harus total dalam bekerja, totalitas itu akan membuat kita akan terasa berhenti mengejar uang, tetapi uang yang mengejar kita, caranya ? Kembangkan potensi sampai ke tiada batas. Perusahaan atau tempat kerja itu hanya sedikit keran rezeki yang sudah dikasih Tuhan ke kita, masih banyak lagi yang belum dibuka, entah melalui perusahaan atau malah usaha kita sendiri.
Lalu untuk eksternalnya, selalu bersikap memanusiakan manusia, saya sudah sering melihat, banyak manusia yang diputarbalikan hidupnya dan setiap orang itu punya cerita, yang pasti berbeda dengan orang yang lain. Profesi wartawan, selalu gunakan riset masa lalu, berita terbaru dan arah yang akan dituju dalam tulisan kita, sehingga akan komprehensif.

1 comments:

Pak Roni said...

membantu orang untuk memberikan nomor yg betul betul tembus dan kebetulan juga saya sering pasan nomor di HONGKONG,akhirnya saya coba untuk menhubungi KI ANGEN JALLO dan ALHAMDULILLAH beliau mau membantu saya untuk memberikan nomor,dan nomor yg diberikan KI ANGEN JALLO meman betul2 terbukti tembus dan saya sangat bersyukur berkat bantuan KI ANGEN JALLO kini saya bisa pulang ke INDONESIA untuk buka usaha sendiri,,munkin saya tidak bisa membalas budi baik KI ANGEN JALLO sekali lagi makasih yaa KI dan bagi teman2 yg menjadi TKW atau TKI seperti saya,bila butuh bantuan hubungi saja KI ANGEN JALLO DI 0 8 5-2 8 3-7 9 0-4 4 4 insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini benar benar kisah nyata dari saya seorang TKW



membantu orang untuk memberikan nomor yg betul betul tembus dan kebetulan juga saya sering pasan nomor di HONGKONG,akhirnya saya coba untuk menhubungi KI ANGEN JALLO dan ALHAMDULILLAH beliau mau membantu saya untuk memberikan nomor,dan nomor yg diberikan KI ANGEN JALLO meman betul2 terbukti tembus dan saya sangat bersyukur berkat bantuan KI ANGEN JALLO kini saya bisa pulang ke INDONESIA untuk buka usaha sendiri,,munkin saya tidak bisa membalas budi baik KI ANGEN JALLO sekali lagi makasih yaa KI dan bagi teman2 yg menjadi TKW atau TKI seperti saya,bila butuh bantuan hubungi saja KI ANGEN JALLO DI 0 8 5-2 8 3-7 9 0-4 4 4 insya ALLAH beliau akan membantu anda.Ini benar benar kisah nyata dari saya seorang TKW

Post a Comment